Leonard Ravenhill: "Apakah Pentakosta melihat ke belakang dengan rasa...
"Apakah Pentakosta melihat ke belakang dengan rasa malu ketika mereka mengingat ketika mereka berdiam di seberang jalur teologis, tetapi dengan kemuliaan Tuhan di tengah-tengah mereka? Ketika mereka memiliki kehidupan gereja yang normal, yang berarti malam doa, diikuti dengan tanda-tanda dan keajaiban, dan beragam mukjizat, dan karunia asli Roh Kudus? Ketika mereka bukan pengamat jam, dan pertemuan mereka berlangsung berjam-jam, penuh dengan kekuatan suci? Tidakkah kita memiliki air mata untuk kenangan ini, atau memalukan bahwa anak-anak kita tidak mengetahui kekuatan semacam itu?"
--- Leonard RavenhillVersi Bahasa Inggris
Do the Pentecostals look back with shame as they remember when they dwelt across the theological tracks, but with the glory of the Lord in their midst? When they had a normal church life, which meant nights of prayers, followed by signs and wonders, and diverse miracles, and genuine gifts of the Holy Ghost? When they were not clock watchers, and their meetings lasted for hours, saturated with holy power? Have we no tears for these memories, or shame that our children know nothing of such power?
Anda mungkin juga menyukai:
Arthur Penn
2 Kutipan dan Pepatah
Barbara Windsor
5 Kutipan dan Pepatah
David A. Stewart
3 Kutipan dan Pepatah
Emily Lazar
9 Kutipan dan Pepatah
Georges Lefebvre
3 Kutipan dan Pepatah
Gerald Weinberg
7 Kutipan dan Pepatah
Mark Recchi
2 Kutipan dan Pepatah
Sabrina Bryan
5 Kutipan dan Pepatah
Tony Gonzalez
22 Kutipan dan Pepatah
Adolphe Menjou
6 Kutipan dan Pepatah
John Cleese
191 Kutipan dan Pepatah
Victoria Beckham
122 Kutipan dan Pepatah