Lev Grossman: "Sebagai seorang remaja di Brooklyn, Quentin sering memb...
"Sebagai seorang remaja di Brooklyn, Quentin sering membayangkan dirinya terlibat dalam pahlawan perang, tetapi setelah ini dia tahu, sebagai fakta yang tidak dapat diubah, bahwa dia akan melakukan apa pun yang diperlukan, mengorbankan apa pun atau siapa pun dia harus, untuk menghindari risiko terkena kekerasan fisik. Rasa malu tidak pernah masuk ke dalamnya. Dia memeluk identitas barunya sebagai pengecut. Dia akan berlari ke arah lain. Dia akan berbaring dan menangis dan meletakkan tangannya di atas kepalanya atau bermain mati. Tidak masalah apa yang harus dia lakukan, dia akan melakukannya dan senang."
--- Lev GrossmanVersi Bahasa Inggris
As a teenager in Brooklyn Quentin had often imagined himself engaged in martial heroics, but after this he knew, as a cold immutable fact, that he would do anything necessary, sacrificing whatever or whomever he had to, to avoid risking exposure to physical violence. Shame never came into it. He embraced his new identity as a coward. He would run in the other direction. He would lie down and cry and put his arms over his head or play dead. It didn't matter what he had to do, he would do it and be glad.
Anda mungkin juga menyukai:
Brendan Bayliss
1 Kutipan dan Pepatah
Dave Mason
3 Kutipan dan Pepatah
James Broughton
43 Kutipan dan Pepatah
Jean A. Stevens
6 Kutipan dan Pepatah
M. Ageyev
5 Kutipan dan Pepatah
Noel Clarke
40 Kutipan dan Pepatah
Ronald Takaki
4 Kutipan dan Pepatah
Ruben Martinez
4 Kutipan dan Pepatah
William Archibald Dunning
1 Kutipan dan Pepatah
Wilson Greatbatch
14 Kutipan dan Pepatah
Alex Kapranos
49 Kutipan dan Pepatah
Judi Dench
70 Kutipan dan Pepatah