Kata kata bijak "Robert L. Millet" tentang "KEKUDUSAN"
"Orang-orang pilihan Allah adalah mereka yang mendengar suara Tuhan, tidak mengeraskan hati mereka, berkumpul dengan Tuhan dan Gereja-Nya, meningkatkan pemanggilan mereka, dan, karena kemurnian mereka, tinggal pada hari kedatangan Juruselamat yang kedua kali (A&P 29) : 7; 33: 6; 35:21; 84:34; Musa 7:62)."
--- Robert L. Millet
"Saya percaya pesan dalam nyanyian rohani "Bangkitlah, Wahai Umat Allah" (Nyanyian Rohani, no. 324) adalah permohonan, panggilan, undangan ilahi bagi kita untuk bangkit di atas perhiasaan telestial zaman kita; untuk menyangkal diri kita dari kefasikan dan mengenakan diri kita dalam jubah kekudusan; untuk menjangkau dan merentangkan serta menangkap arahan spiritual dan pemberdayaan kudus yang dijanjikan kepada agen-agen Tuhan, kepada mereka yang ditugasi untuk bertindak atas nama Kepala Sekolah kita, Yesus Kristus; dan untuk menunjukkan jalan menuju keselamatan dan pembebasan serta perdamaian di dunia yang mendapati dirinya diselubungi dalam kegelapan, sebuah dunia yang merindukan kepemimpinan spiritual."
--- Robert L. Millet
"Dibutuhkan orang yang cukup kuat, orang muda yang agak tidak biasa, untuk berdiri untuk diejek dan menolak untuk menyerah pada godaan. Ada begitu banyak hal hari ini di musik modern, di televisi, dan di film-film yang menggambarkan kehidupan yang jauh dari kehidupan yang Tuhan inginkan agar kita jalani. Akibatnya, kita tidak dapat beralih ke radio, televisi, atau Hollywood untuk mengambil isyarat kita tentang apa yang benar dan apa yang salah. Sangat menakutkan untuk menyadari bahwa semakin kita terpapar dengan versi kehidupan Hollywood, semakin kita mulai menerimanya secara bertahap."
--- Robert L. Millet
"Dia yang telah mengenal kita sebelum kita dilahirkan bahkan mengenal kita lebih baik ketika dia berlutut di Getsemani dan ketika dia tergantung di salib Kalvari. Kita mengetahui orang-orang yang kita layani (Mosia 5:13; bandingkan 1 Yohanes 2: 3-4). Dan kita tentu saja mencintai dan menghargai orang-orang yang kita korbankan. Sebaliknya, kedalaman rasa sakit yang kita rasakan atas nama orang yang kita cintai sangat terkait dengan kedalaman cinta yang kita miliki kepada orang yang kita cintai. Dengan demikian hanya seorang yang dipenuhi dengan cinta abadi dan tak terbatas yang dapat melakukan pengorbanan tak terbatas dan abadi."
--- Robert L. Millet