Vik Muniz: "Hanya di abad ke-20, seniman mulai mengambil studi perseps...
"Hanya di abad ke-20, seniman mulai mengambil studi persepsi dengan cara yang lebih manusiawi. Mereka berpikir tentang mata sebagai instrumen, seluruh tubuh sebagai instrumen visual. Semacam itu sedikit memberi jalan dengan Cartesian - "Cogito ergo sum" argumen. Bukan, "Karena itu saya rasa saya ada." Itu, "Karena itu saya merasa karena itu saya pikir saya ada.""
--- Vik MunizVersi Bahasa Inggris
Only in the 20th century, artists started taking the study of perception in a more humane way. They were thinking about the eye as being an instrument, the whole body as being a visual instrument. That sort of gave way a little bit with Cartesian - the "Cogito ergo sum" argument. It's not, "I think therefore I exist." It's, "I feel therefore I think therefore I exist."
Anda mungkin juga menyukai:
Bill Pearl
3 Kutipan dan Pepatah
Chill Wills
3 Kutipan dan Pepatah
Dan Kildee
3 Kutipan dan Pepatah
James Lileks
40 Kutipan dan Pepatah
Jean-Jacques Nattiez
2 Kutipan dan Pepatah
Lavinia Greenlaw
3 Kutipan dan Pepatah
Nikolaj Velimirovic
8 Kutipan dan Pepatah
William Shawcross
4 Kutipan dan Pepatah
Steve Buyer
22 Kutipan dan Pepatah
Freya Stark
123 Kutipan dan Pepatah
Jose Antonio Primo de Rivera
2 Kutipan dan Pepatah
John Chivington
1 Kutipan dan Pepatah