Cole Swensen: "Daripada memikirkan suara dan akal dalam esai saya seba...
"Daripada memikirkan suara dan akal dalam esai saya sebagai dua prinsip yang berlawanan, dua lintasan tegak lurus, karena mereka sering dianggap dalam percakapan di sekitar terjemahan, atau bahkan sebagai dua fenomena terpisah yang dapat disatukan untuk berkolaborasi dengan lebih banyak atau kurang sukses, saya pikir terdengar seperti akal. Suara memiliki maknanya sendiri, dan itu adalah salah satu dari banyak dimensi makna non-semantik dalam bahasa. Yang ingin saya tekankan adalah dinamika formal antara bahasa sebagai informasi dan bahasa sebagai materi seni."
--- Cole SwensenVersi Bahasa Inggris
Rather than thinking of sound and sense in my essays as two opposing principles, two perpendicular trajectories, as they are often considered in conversations around translation, or even as two disassociated phenomena that can be brought together to collaborate with more or less success, I think of sound as sense. Sound has its own meaning, and it's one of the many non-semantic dimensions of meaning in language. I want to emphasize is the formal dynamic between language-as-information and language-as-art-material.
Anda mungkin juga menyukai:
Donald Livingston
1 Kutipan dan Pepatah
Elise Ray
1 Kutipan dan Pepatah
Janet Erskine Stuart
28 Kutipan dan Pepatah
Junipero Serra
7 Kutipan dan Pepatah
Lee In-woo
1 Kutipan dan Pepatah
Michelle Michaels
1 Kutipan dan Pepatah
Omar Rodriguez-Lopez
9 Kutipan dan Pepatah
Ralph Goodale
4 Kutipan dan Pepatah
Robben Ford
6 Kutipan dan Pepatah
Rosario Ferre
7 Kutipan dan Pepatah
Samantha Ettus
3 Kutipan dan Pepatah
William Sims
2 Kutipan dan Pepatah