John Edward Williams: "Dalam masa mudanya yang ekstrem, Stoner mengang...
"Dalam masa mudanya yang ekstrem, Stoner menganggap cinta sebagai keadaan absolut, yang jika beruntung, orang dapat menemukan akses; dalam kedewasaannya, dia telah memutuskan bahwa itu adalah surga agama palsu, tempat orang harus memandang dengan rasa tidak percaya yang geli, penghinaan yang akrab, dan nostalgia yang memalukan. Sekarang di usia paruh baya ia mulai tahu bahwa itu bukan keadaan rahmat atau ilusi; dia melihatnya sebagai tindakan manusia untuk menjadi, suatu kondisi yang diciptakan dan dimodifikasi dari waktu ke waktu, hari demi hari, oleh kehendak dan kecerdasan serta hati."

Versi Bahasa Inggris
In his extreme youth Stoner had thought of love as an absolute state of being to which, if one were lucky, one might find access; in his maturity he had decided it was the heaven of a false religion, toward which one ought to gaze with an amused disbelief, a gently familiar contempt, and an embarrassed nostalgia. Now in his middle age he began to know that it was neither a state of grace nor an illusion; he saw it as a human act of becoming, a condition that was invented and modified moment by moment and day by day, by the will and the intelligence and the heart.
Anda mungkin juga menyukai:

Eisaku Sato
9 Kutipan dan Pepatah

Fred Williams
4 Kutipan dan Pepatah

Hugh Griffith
1 Kutipan dan Pepatah

Izabel Goulart
9 Kutipan dan Pepatah

Jill Haworth
1 Kutipan dan Pepatah

Richard Brinsley Sheridan
120 Kutipan dan Pepatah

Terry Crowley
3 Kutipan dan Pepatah

Charlyne Yi
28 Kutipan dan Pepatah

Kurt Loder
28 Kutipan dan Pepatah

Lawrence Durrell
106 Kutipan dan Pepatah

Eddie Hackett
1 Kutipan dan Pepatah

Janet Echelman
18 Kutipan dan Pepatah